Prima Lestari Hardi
181103010730
Pasal 1234 KUH Perdata menyiratkan mengenai wanprestasi sebagai sebuah kondisi seorang penjual atau pembeli tidak dapat melakukan hal-hal yang sudah disepakati. Jadi apabila penjual atau pembeli terbukti tidak melaksanakan hal-hal yang sudah disepakati dalam perjanjian, maka penjual atau pembeli itu dinyatakan telah melakukan Wanprestasi. Wanprestasi sendiri pasti memiliki akibat hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1243 KUHPerdata. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai akibat hukum dari wanprestasi, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah 1. Apakah semua tuntutan pembeli sebagai akibat hukum wanprestasi oleh penjual dalam jual beli hak atas tanah, dikabulkan dalam Putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 181/Pdt.G/2020/PN Bgr? 2. Bagaimana penerapan norma tentang akibat hukum dari wanprestasi dalam Perjanjian Jual Beli Hak Atas
Tanah melalui putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 181/Pdt.G/2020/PN Bgr? Dalam penulisan ini Penulis menggunakan jenis penelitian yuridis normatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan bahwa Sebagian tuntutan Penggugat menurut penulis sudah sesuai dengan unsur-unsur mengenai akibat hukum wanprestasi. Menurut penulis, Penerapan Norma yang dilakukan Majelis Hakim dalam Putusan ini beberapa cukup sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1234, 1237, 1243, 1244, 1266 dan 1267 KUH Perdata. Maka setelah penulis melakukan penelitian ini, penulis menyarankan agar para pihak dalam sebuah perjanjian turut menyebutkan hal-hal yang menjadi konsekuensi apabila wanprestasi terjadi, sehingga pihak yang dirugikan tidak menghabiskan waktu banyak untuk mempertahankan haknya di pengadilan.
Kata Kunci : Perikatan, Perjanjian, Wanprestasi.