Zulia Fazriah
12212110955
Dalam UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tidak diakuinya dan tidak dikenal perkawinan sirri maka itu pernikahan yang dilangsukan dengan pernikahan secara
sirri, Negara tidak mengakui keabsahan pernikahan tersebut. Kondisi demikian tentunya
menimbulkan permasalahan-permasalahan, khususnya mengenai kedudukan atau status hukum anak yang dilahirkan dari perkawinan sirri.
Hal lainnya sepanjang pernikahan itu serta akibat dari pernikahan itu pastinya menimbulkan permasalahan. Dari perkawinan tersebut akan lahir anak-anak sebagai hasil dari perkawinan, anak mempunyai kedudukan yang sangat penting. Akibat dari perkawinan dibawah tangan atau pernikahan yang tidak tercatat di Kantor Urusan Agama atau catatan sipil, berakibat merugikan khususnya bagi pihak perempuan dan anak. Sehingga dalam penelitian ini mencuat permaslahan mengenai bagaimana kedudukan hukum nikah sirri menurut hukum positif di Indonesia dan bagaimana status anak yang dilahirkan dari perkawinan dibawah tangan menurut hukum positif di Indonesia. Didalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan berangkat dari kerangka pemikiran berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa : (1). Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing- masing agama dan kepercayaannya itu. (2). Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga di dalam penelitian Penulis berharap agar masyarakat lebih diedukasi mengenai permasalahan yang banyak akan timbul. Kepada pemerintah agar dapat memperhatikan masyarakat terutama mengenai nikah sirri ini serta diberikan jalan keluar dari permasalahan hukum yang ada.
Keyword : Perkawinan, di bawah tangan, Anak