Abstak
Imam Syahrul
191105030129
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa.
Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar dan emosi yang bergejolak, namun
pengendalian diri yang belum sempurna. Menurut World Health Organization (WHO, 2020),
seseorang dinyatakan remaja berada pada rentang usia 10-19 tahun yang sedang mengalami
perubahan secara fisik, emosional dan sosial dan mudah terkena masalah kesehatan mental
karena adanya paparan terhadap kemiskinan, pelecehan dan perilaku kekerasan. Maka dari
itu, perlu adanya pemantauan perkembangan emosi pada anak yang mulai tumbuh remaja.
Remaja yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang merugikan sulit dalam menjalin
hubungan pertemanan dan lebih suka menyendiri, sukanya bermusuhan, marah-marahan,
menyendiri, dan cenderung tidak banyak memiliki teman, Masalah-masalah ini dapat
membuat pertemanan antar sesama manusia menjadi terganggu dan dapat mengakibatkan
suatu kelompok terpisah menjadi individu. Masalah ini juga harus diselesaikan dengan
segera jika tidak, pasti nanti diri kita lah yang menderita. Masalah lain yang muncul
adalah ketika kita mau menyingkirkan seorang teman toxic kita, kadang kita merasa
kasihan yang tadinya melakukan segala sesuatunya bersama kita, sekarang malah terpisah
yang
membuat mereka kesepian. Namun, jika kita memilih untuk melanjutkan
pertemanan dengan seseorang yang toxic tadi, malahan pihak kita yang menderita, baik itu
menderita pada batin, maupun fisik. Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah 1).
Untuk mengetahui adanya toxic friendship. 2). Untuk mengetahui apa saja dampak yang
timbul dari toxic friendship. 3). Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi perilaku toxic
friendship. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif yang bersifat fleksibel, luwes, dan terbuka, serta lebih memfokuskan pada
penggambaran fenomena toxic yang menjadi fokus penelitian, dan dalam pelaksanaannya,
data serta teori digali sedalam-dalamnya agar hasil temuan mampu dideskripsikan secara
utuh, Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode mils & hubberman,
kegiatannya yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi Data
yaitu melakukan penelitian ke lapangan dengan mengobservasi perilaku remaja yang terkena
dampak toxic friendship. melakukan wawancara mendalam kepada anggota remaja masjid
Qutbu Karomatul Atkiya.. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada beberapa informan yang memiliki kriteria yang dibutuhkan, maka hasil
penelitian ini akan menjelaskan tentang Dampak Toxic Friendship Pada Remaja Masjid
Qutbu Karomatul Atkiya yang berfokus pada beberapa indikator yaitu insecure, depresi dan
rasa percaya diri yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara terhadap subjek, disebutkan
bahwa Alvin, Reza dan Janu korban toxic friendship yang terkena beberapa dampak dari
temannya sendiri.
Kata Kunci : Toxic Friendship, Remaja Masjid, Perilaku.